Siapa Lebih Berpengaruh Antara Gus Firjaun dan Gus Fawait?

Gus Fawait dibandingkan dengan Gus Firjaun, sama-sama dari kalangan pesantren dan sama-sama menyandang sebutan Gus (sebutan untuk anak yang lahir dari keluarga pesantren di pulau jawa), siapakah yang lebih diperhitungkan untuk menunjukkan kekuatan pada momen Pilkada di Kabupaten Jember saat ini?

Oleh Robith Fahmi - Tim Redaksi
3 Menit Membaca
Gus Fawait (kiri), dan Gus Firjaun (kanan)Dok: ISTIMEWA

Pilkada 2024 dapat dipastikan Gus Fawait tidak bakalan melawan ‘Kotak Kosong’ setelah keluar putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK). Lantas, siapakah yang akan menjadi lawannya? Hendy – Gus Firjaun rupanya masih berjalan bersama, dan sepertinya Gus Fawait bakalan duel melawan petahana nantinya apabila dr. Faida tidak memiliki kendaraan untuk mendaftarkan dirinya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Lalu, bagaimana peluang antara Gus Fawait dan Hendy, siapakah diantara keduanya yang akan memimpin Jember hingga 2029.

Apabila mengukur pengaruh antara Gus Fawait dan Hendy tidaklah seimbang sebab meski Hendy seorang bupati, dia tidak memiliki pengikut setia selain Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang hubungannya karena faktor atasan dan bawahan.
Pola hubungan demikian, bisanya rapuh sebab tidak ada hubungan emosional dan jejak sejarah panjang yang menjadi penarik hati para PNS untuk tergerak mendukungnya. Kebanyakan, mereka hanya mendukung di mulut karena takut namun lain di sikap, detik-detik terakhir para PNS bisa melakukan imigrasi dukungan kepada calon yang potensi menangnya tinggi untuk mengamankan posisinya.

Idealnya, Gus Fawait dibandingkan dengan Gus Firjaun, sama-sama dari kalangan pesantren dan sama-sama menyandang sebutan Gus. Jember sendiri dapat dikatakan sebagai kota santri dengan begitu banyaknya pesantren berdiri hampir di setiap kecamatan dan desa. Oleh sebab itu, kekuatan pesantren selalu diperhitungkan pada setiap momen Pilkada, pasangan calon yang banyak didukung oleh pesantren, biasanya akan keluar sebagai pemenang.

Gus Fawait memiliki pendukung setia bernama Laskar Solawat Nusantara (LSN) yang tersebar di seluruh kecamatan dan desa se-Kabupaten Jember. Dari kalangan pesantren, Ia memiliki hubungan dengan Al-Qodiri, pesantren besar yang terletak di daerah Gebang dan memiliki jamiiyah Manaqib dengan ribuan jamaah yang hadir dari berbagai kota. Tentu hal tersebut akan berpengaruh terhadap Gus Fawait, namun sayangnya, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini belum terlihat memiliki jamaah pengajian rutinan maupun ngaji kitab rutinan, sehingga publik lebih mengenalnya sebagai seorang politisi, sebutan gus hanya menjadi penanda bahwa dia lahir dari keluarga pesantren.

Berbeda dengan Gus Firjaun, meski menjadi Wakil Bupati, Ia masih terlihat aktif mengisi pengajian di pelosok-pelosok desa, aktif hadir ketika diundang masyarakat dalam acara-acara keagamaan. Bahkan, Ia memiliki jamiiyah rutinan ngaji kitab, hal tersebut yang memperkuat legitimasi kekiayaiannya, warga Jember khususnya alumni pesantren memandang Gus Firjaun sebagai figur panutan, apalagi Ia merupakan keturunan Mbah Siddiq, ulama yang paling disegani warga Jember.

Nasab dari Mbah Siddiq inilah yang memberikan pengaruh kepada Gus Firjaun. Banyak pengasuh pesantren yang masih tersambung nasabnya dengan Bani Siddiq maupun tersambung sanad keilmuannya sehingga dukungan dari santri kepada Gus Firjaun akan mengalir deras, banyak pesantren yang akan Sami’na Waato’na untuk langkah Gus Firjaun kembali maju sebagai Calon Wakil Bupati mendampingi Hendy Siswanto.

Saat ini kita hanya tinggal melihat bagaimana pergerakan kaum santri, dominan ke Gus Firjaun ataukah ke Gus Fawait?

Opini ditulis oleh: Robith Fahmi.

DITANDAI:
Bagikan Artikel ini
Exit mobile version