UNUJA Gelar Seminar Regional MB-KM Santri Bersama Puluhan PTKIS Se Tapal Kuda


Sesi Foto bersama usai kegiatan seminar MB-KM Santri di Auditorium Wisma Dosen UNUJA Paiton Probolinggo
PUBLIS.ID, PROBOLINGGO - Langkah untuk menyambut kebijakan MB-KM Kemendikbud RI, Universitas Nurul Jadid (UNUJA) melaksanakan Seminar Regional bertajuk “Implementasi MBKM Santri dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi Pesantren Bermutu dan Berdaya Saing” yang bertempat di Auditorium Wisma Dosen UNUJA (22-23/12/21).
Seminar kali ini merupakan tindak lanjut dari launching 6 MB-KM Santri yang telah diumumkan secara resmi oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. pada acara Wisuda Diploma-Sarjana-Magister (28/11/2021). Keenam program MB-KM Santri tersebut mencakup Program Santri Mengabdi, Program Santri Mengajar, Program Santri Peduli, Program Santripreneur, Program Santri Patriot, dan Program Pertukaran Santri.
Menurut Achmad Fawaid Selaku ketua pelaksana mengatakan kegiatan ini menunjukkan respons PTKIS terhadap kebijakan MB-KM Kemendikbud RI agar bisa disinkronisasi dengan kebijakan pondok pesantren. “Harapannya, kegiatan ini menjadi terobosan baru bagi stakeholders, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Pesantren, tentang kemungkinan diterapkannya kebijakan MBKM di lingkungan pendidikan tinggi pesantren,” harapnya.
Pada seminar ini membahas pula Peluang dan Tantangan MB-KM bagi PTKIS Pesantren, Sebagaimana disampaikan Drs. H. Hambali, M.Pd. bahwa tantangan itu mencakup, keterbatasan SDM, kelemahan tata kelola, hingga keterbatasan sumber pendanaan. “Belum lagi keengganan perguruan tinggi untuk menyesuaikan kurikulum pendidikannya agar sesuai dengan kebijakan MBKM Kemendikbud RI,” tutur Hambali.
Selain itu Di balik tantangan tersebut, ada peluang melakukan sinkronisasi antara kebijakan Kemendikbud RI tersebut dengan PTKIS pesantren. “Pesantren kan rata-rata mengajarkan nilai kemandirian kepada santri. Nah, dari nilai ini saja sebenarnya ada keterkaitan antara kemandirian santri di Pesantren dan gagasan Kampus Merdeka Kemendikbud. Hanya saja, memang perlu pedoman dan mekanisme teknis sehingga operasionalisasi di lapangan lebih mudah,” kata M. Noer Fadli Hidayat, salah satu narasumber materi Implementasi MB-KM di PTKIS Pesantren.
Selanjutnya Ahmad Fawaid, M.Th.I, memberikan pendampingan teknis pelaksanaan MB-KM mulai dari uji coba dalam skala kecil di tingkat Prodi, evaluasi bertahap, hingga uji coba dalam skala luas di tingkat Universitas.
Penguatan kemitraan PTKIS ini dihadiri sebanyak tiga puluh perwakilan Perguruan Tinggi Pesantren, mencakup 4 PTKIS Probolinggo, 3 PTKIS Lumajang, 5 PTKIS Pasuruan, 7 PTKIS Bondowoso, 4 PTKIS Situbondo, 4 PTKIS Banyuwangi, dan 3 PTKIS Jember. Acara ini ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU bersama perguruan tinggi pesantren tersebut dan direncanakan ada rencana tindak lanjut (RTL) seminar lanjutan pada tahun mendatang.
Reporter: Rozy
Publiser: Ammar